Cari Blog Ini

Sabtu, 13 April 2024

Hari Raya Idul Fitri Menghimpun Nilai-nilai Kebaikan Ummat

Hari Raya Idul Fitri Menghimpun Nilai-nilai Kebaikan Ummat

Oleh : Andrey Maulana S.IP.

Sudah menjadi tradisi pada hari raya Idul Fitri selepas bulan suci ramadhan serta datangnya bulan syawal segenap umat muslim Indonesia memiliki beberapa kegiatan diantaranya :

  1. Sholat Ied Berjamaah Baik dilapangan terbuka maupun masjid
  2. Ziarah kubur
  3. Bersilaturrahmi
  4. Halal Bil Halal   

Sedikit sharing bertujuan saling mengingatkan terkait esensi dari beberapa kegiatan yang menjadi agenda rutin segenap umat muslim ketika hari raya Idul Fitri ataupun setelahnya selepas ramadhan, memasuki bulan syawal.

1. Sholat Idul Fitri

Ketika warga berkumpul lapangan terbuka atau Masjid untuk melaksanakan Sholat Idul Fitri, mereka merasakan kebersamaan yang kuat. Dalam momen tersebut, perbedaan Strata sosial, usia, dan latar belakang seolah menghilang, semua menyatu sebagai umat Islam yang merayakan kemenangan setelah sebulan wajib berpuasa di bulan Ramadhan.

  • Anjuran Shalat Ied untuk ummat Islam, tak terkecuali wanita meski sedang haid

Dari Ummu ‘Athiyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kami agar kami mengeluarkan para wanita (untuk menghadiri) shalat Idul Fitri dan Idul Adha, baik wanita yang sedang haid, maupun yang masih gadis. Beliau memerintahkan kepada wanita yang sedang haid agar tidak ikut shalat, namun menyaksikan kebaikan dan seruan (khutbah) kaum muslimin.(HR. Bukhari, no. 324; Muslim, no. 890)

Hadits ini menunjukkan pentingnya menghadiri shalat Ied bagi umat Islam, bahkan bagi wanita yang sedang haid sekalipun, mereka tetap dianjurkan untuk hadir dan mendengarkan khutbah, sebagai bentuk kebersamaan dan syiar Islam.

  • Tempat Shalat Ied Dilaksanakan

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju mushalla (tempat shalat) pada hari Idul Fitri dan Idul Adha, lalu beliau shalat dua rakaat, dan tidak ada shalat sunnah sebelum atau sesudahnya.” (HR. Bukhari, no. 955; Muslim, no. 889)

Para ulama memiliki pandangan yang beragam mengenai pelaksanaan shalat Id di mushalla atau lapangan terbuka, dan ini didasarkan pada praktik yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW serta pada kebutuhan masyarakat Muslim.1.

1. Ibnu Qudamah dalam kitab Al-Mughni menjelaskan bahwa shalat Id dianjurkan di lapangan terbuka atau mushalla jika kondisi memungkinkan, karena ini adalah praktik yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat. Hal ini mencerminkan kebersamaan umat dalam merayakan hari raya.

2. Imam Syafi'i menyatakan bahwa shalat Id dapat dilaksanakan di masjid jika kondisi cuaca atau faktor lainnya tidak memungkinkan dilaksanakan di lapangan. Dalam Al-Umm, beliau menekankan bahwa yang terpenting adalah mendirikan shalat Id, meskipun tempatnya disesuaikan dengan keadaan.

3. Imam Nawawi dalam Al-Majmu' juga mengafirmasi bahwa shalat Id di lapangan atau mushalla lebih utama apabila tidak ada hambatan cuaca atau kondisi lainnya. Namun, beliau menekankan bahwa jika dilaksanakan di masjid juga tidak mengurangi pahala shalat Id.

4. Imam Al-Bukhari dalam Sahih Al-Bukhari mengumpulkan riwayat-riwayat dari para sahabat yang menunjukkan bahwa Rasulullah SAW sering melaksanakan shalat Id di lapangan terbuka, dan para sahabat mengikuti sunnah ini.

5. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menambahkan bahwa alasan utama pelaksanaan shalat Id di lapangan adalah untuk menunjukkan persatuan umat Islam dalam momen besar seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Ini memiliki nilai kebersamaan dan kesatuan yang kuat.


Referensi dari para ulama ini menunjukkan fleksibilitas dan kebijaksanaan dalam pelaksanaan shalat Id. Meski dianjurkan di mushalla atau lapangan terbuka, kondisi dan kenyamanan umat tetap menjadi pertimbangan utama dalam menentukan lokasi pelaksanaan shalat.

1.OpenAI. Tanggapan dari ChatGPT tentang Pandangan ulama Mengenai Pelaksanaan Sholat Ied, "Redaksi Hadits Mushalla (Tempat Shalat)", HR. Bukhari, no. 955; Muslim, no. 889". Model AI. Diakses 8 November 2024, dari https://chat.openai.com.

2. Ziarah kubur

Faedah dari Ziarah Kubur : 

A. Mendoakan Mayyit, terutama bagi kedua Orang Tuanya jika telah wafat.   

Hukum ziarah kubur 1.

Ziarah kubur adalah sebuah amalan yang disyari’atkan. Dari Buraidah Ibnul Hushaib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 كنت نهيتكم عن زيارة القبور، فزوروها

“Dahulu aku melarang kalian berziarah kubur, maka (sekarang) berziarahlah


Merupakan sebuah keutamaan bagi umat muslim untuk mendoakan orang tua. mengingat perjuangan membesarkan anak anaknya, tanpa kenal lelah, mempertaruhkan segalanya baik : waktu, tenaga, harta, serta tak terkecuali nyawanya sekalipun. Pengorbanan besar tak lekang oleh waktu, tak lain dan tak bukan hanya untuk menghidupi keluarga terutama anak-anaknya. Hanya dengan harapan sederhana yakni anaknya taat kepada Alloh, benteng dari maksiat, shalih, shalihah, memberikan hidayah, manfaat baik untuk keluarga maupun lingkungan di sekitarnya, serta pendidikan & penghidupan yang layak melebihi orangtuanya.

Ilmu agama yang bermanfaat, anak sholeh yang selalu mendoakan ortunya dan sedekah jariyah adalah di antara amalan yang bermanfaat bagi mayit walaupun ia sudah di alam kubur. Simak sajian singkat berikut.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Faedah dari hadits di atas:

Pertama: Jika manusia itu mati, amalannya terputus. Dari sini menunjukkan bahwa seorang muslim hendaklah memperbanyak amalan sholeh sebelum ia meninggal dunia.

Kedua: Allah menjadikan hamba sebab sehingga setelah meninggal dunia sekali pun ia masih bisa mendapat pahala, inilah karunia Allah.



Sumber https://rumaysho.com/1663-terputusnya-amalan-kecuali-tiga-perkara.html

2.Ilmu agama yang bermanfaat, anak sholeh yang selalu mendoakan ortunya dan sedekah jariyah adalah di antara amalan yang bermanfaat bagi mayit walaupun ia sudah di alam kubur.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ


“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Faedah dari hadits di atas:

Pertama: Jika manusia itu mati, amalannya terputus. Dari sini menunjukkan bahwa seorang muslim hendaklah memperbanyak amalan sholeh sebelum ia meninggal dunia.
Kedua: Allah menjadikan hamba sebab sehingga setelah meninggal dunia sekali pun ia masih bisa mendapat pahala, inilah karunia Allah.
Ketiga: Amalan yang masih terus mengalir pahalanya walaupun setelah meninggal dunia, di antaranya : Sedekah jariyah, seperti membangun masjid, menggali sumur, mencetak buku yang bermanfaat serta berbagai macam wakaf yang dimanfaatkan dalam ibadah.
Ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu syar’i (ilmu agama) yang ia ajarkan pada orang lain dan mereka terus amalkan, atau ia menulis buku agama yang bermanfaat dan terus dimanfaatkan setelah ia meninggal dunia.
Anak yang sholeh karena anak sholeh itu hasil dari kerja keras orang tuanya. Oleh karena itu, Islam amat mendorong seseorang untuk memperhatikan pendidikan anak-anak mereka dalam hal agama, sehingga nantinya anak tersebut tumbuh menjadi anak sholeh. Lalu anak tersebut menjadi sebab, yaitu ortunya masih mendapatkan pahala meskipun ortunya sudah meninggal dunia.
2.(Sumber https://rumaysho.com/1663-terputusnya-amalan-kecuali-tiga-perkara.html)

Ilmu agama yang bermanfaat, anak sholeh yang selalu mendoakan ortunya dan sedekah jariyah adalah di antara amalan yang bermanfaat bagi mayit walaupun ia sudah di alam kubur. Simak sajian singkat berikut.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Faedah dari hadits di atas:

Pertama: Jika manusia itu mati, amalannya terputus. Dari sini menunjukkan bahwa seorang muslim hendaklah memperbanyak amalan sholeh sebelum ia meninggal dunia.

Kedua: Allah menjadikan hamba sebab sehingga setelah meninggal dunia sekali pun ia masih bisa mendapat pahala, inilah karunia Allah.

Ketiga: Amalan yang masih terus mengalir pahalanya walaupun setelah meninggal dunia, di antaranya:

a. Sedekah jariyah, seperti membangun masjid, menggali sumur, mencetak buku yang bermanfaat serta berbagai macam wakaf yang dimanfaatkan dalam ibadah.

b. Ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu syar’i (ilmu agama) yang ia ajarkan pada orang lain dan mereka terus amalkan, atau ia menulis buku agama yang bermanfaat dan terus dimanfaatkan setelah ia meninggal dunia.

c. Anak yang sholeh karena anak sholeh itu hasil dari kerja keras orang tuanya. Oleh karena itu, Islam amat mendorong seseorang untuk memperhatikan pendidikan anak-anak mereka dalam hal agama, sehingga nantinya anak tersebut tumbuh menjadi anak sholeh. Lalu anak tersebut menjadi sebab, yaitu ortunya masih mendapatkan pahala meskipun ortunya sudah meninggal dunia.



Sumber https://rumaysho.com/1663-terputusnya-amalan-kecuali-tiga-perkara.html

Ilmu agama yang bermanfaat, anak sholeh yang selalu mendoakan ortunya dan sedekah jariyah adalah di antara amalan yang bermanfaat bagi mayit walaupun ia sudah di alam kubur. Simak sajian singkat berikut.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Faedah dari hadits di atas:

Pertama: Jika manusia itu mati, amalannya terputus. Dari sini menunjukkan bahwa seorang muslim hendaklah memperbanyak amalan sholeh sebelum ia meninggal dunia.

Kedua: Allah menjadikan hamba sebab sehingga setelah meninggal dunia sekali pun ia masih bisa mendapat pahala, inilah karunia Allah.



Sumber https://rumaysho.com/1663-terputusnya-amalan-kecuali-tiga-perkara.html

B. Tadzkiroh, pengingat akan kematian.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan” (QS. Ali ‘Imran : 185)

1.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk banyak-banyak mengingat kematian. Beliau bersabda,

“أكثروا ذكر هازم اللذات” يعني : الموت

“Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan (yakni kematian) ”

HR. At Tirmidzi (no. 2307), Ibnu Majah (no. 4258), An Nasa’I (4/4), Ahmad (2/292,293).

1.(Sumber: https://muslim.or.id/7803-adab-islami-ziarah-kubur.html)

Bahwasanya hidup merupakan sebuah kesempatan yang diberikan Alloh SWT kepada insan manusia untuk digunakan beramal sholih, maka gunakan waktu yang tersisa guna senantiasa memperbaiki iman dan takwa, dengan senantiasa memperbaiki niat, ibadah serta amal-amal rutin yang dilakukan. maka dengan ziarah kubur merupakan sebuah upaya guna mengingatkan insan manusia bahwasanya hidup merupakan sebuah amanah untuk manusia guna dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Semoga Alloh Subhanahu wa Ta’ala Ridho, memberikan jannah terbaik-NYA. 
 
Jangan sampai terdapat ungkapan penyesalan tiada guna, sebagaimana Alloh SWT Berfirman :
 
وَاَنۡفِقُوۡا مِنۡ مَّا رَزَقۡنٰكُمۡ مِّنۡ قَبۡلِ اَنۡ يَّاۡتِىَ اَحَدَكُمُ الۡمَوۡتُ فَيَقُوۡلَ رَبِّ لَوۡلَاۤ اَخَّرۡتَنِىۡۤ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيۡبٍۙ فَاَصَّدَّقَ وَاَكُنۡ مِّنَ الصّٰلِحِيۡنَ‏

Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), "Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh. (Surat Al Munafiqun : 10)

1Setiap orang yang melalaikan kewajiban pasti akan merasa menyesal di saat meregang nyawanya, dan meminta agar usianya diperpanjang sekalipun hanya sebentar untuk bertobat dan menyusul semua amal yang dilewatkannya. Tetapi alangkah jauhnya, karena nasi telah menjadi bubur, masing-masing orang akan menyesali kelalaiannya.

1.(Sumber : http://www.ibnukatsironline.com/2015/10/tafsir-surat-al-munafiqun-ayat-9-11.html)

3. Bersilaturrahmi

Idul fitri juga merupakan sebuah moment penting yang dapat mempersatukan sebuah nilai-nilai kebaikan ummat yakni semangat ukhuwah, menyadari kekhilafan, saling mendoakan, saling bertukar pesan, menanyakan kabar, saling berwasiat, saling menasehati dalam ketaatan guna memperkokoh keimanan serta ketakwaan. Maka nilai-nilai kebaikan ummat dapat terintenalisasikan dengan baik melalui cara bersilaturahmi : baik dengan tetangga, sanak saudara yang dekat maupun jauh.

Berikut Hadits terkait Silaturahmi dari baginda Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: “مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ”. [رواه البخاري ومسلم واللفظ للبخاري]

Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang suka dilapangkan rezekinya atau ditambahkan umurnya maka hendaklah ia menyambung kekerabatannya”.” [HR. al-Bukhari dan Muslim].

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ”. (رواه البخاري)

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, diriwayatkan dari Nabi saw, beliau bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia menghormati tamunya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia menyambung kekerabatannya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berbicara yang baik atau hendaklah ia diam”.” [HR. al-Bukhari].

عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “إِنَّ الرَّحِمَ شِجْنَةٌ مُتَمَسِّكَةٌ بِاْلعَرْشِ تَكَلَّمَ بِلِسَانٍ ذَلِقٍ: “اَللَّهُمَّ صِلْ مَنْ وَصَلَنِي وَاقْطَعْ مَنْ قَطَعَنِي”. فَيَقُولُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: “أَنَا الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ، وَإِنِّي شَقَقْتُ لِلرَّحِمِ مِنَ اسْمِي، فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ، وَمَنْ نَكَثَهَا نَكَثْتُهُ”. [أخرجه الهيثمي]

“Diriwayatkan dari Anas, diriwayatkan dari Nabi saw, beliau bersabda: “Sesungguhnya rahim (kekerabatan) itu adalah cabang kuat di ‘Arsy berdoa dengan lisan yang tajam: “Ya Allah sambunglah orang yang menyambungku dan putuslah orang yang memutusku”. Maka Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman: “Aku adalah ar-Rahman ar-Rahim. Sungguh Aku pecahkan dari namaKu untuk rahim (kekerabatan), maka barangsiapa menyambungnya niscaya Aku menyambung orang itu, dan barangsiapa memutuskannya pasti Aku memutuskan orang itu”.” [Diriwayatkan oleh al-Haitsami].

 7 Manfaat Silaturahmi 1.

  • Melapangkan rizki
  • Memperpanjang umur
  • Menghibur kerabat
  • Sebagai tanda ketaatan kepada Alloh SWT
  • Menghilangkan Perselisihan
  • Mendapatkan Rahmt 
  • Masuk Surga

1.(Sumber : https://www.dompetdhuafa.org/silaturahmi-dalam-islam/)

4. Halal bil halal

1Terdapat berbagai tradisi unik di kalangan umat Islam di Indonesia ketika bulan Ramadan akan usai dan hari raya Idul Fitri telah tiba. Salah satu tradisi itu adalah Halal bi Halal, atau yang dikenal juga sebagai Syawalan, Silaturrahmi Hari Raya dan semisalnya. Karena itu tradisi, tentu saja hukumnya adalah boleh.

Sebelum istilah halal bihalal ini diperkenalkan oleh KH Wahab Chasbullah, Majalah Suara Muhammadiyah edisi no.5 tahun 1924 sudah menggunakan istilah ini denga dua jenis tulisan, yaitu Alal Bahalal dan Chalal bil Chalal yang berasal dari tulisan salah satu warga Muhammadiyah Gombong bernama Rachmad tentang pentingnya Chalal bil Chalal untuk sarana silaturrahmi saat hari raya Idul Fitri. 1(Sumber : https://lpcr.or.id/hukum-halal-bi-halal-menurut-muhammadiyah/)

Esensi dari halal bil halal :

  • Menyambung Silaturahmi
  • Musafahah : bertemu langsung, bertatap muka, berjabat tangan, meminta maaf, saling mendoakan
  • Memperkuat semangat persaudaraan
  • Memberikan pesan serta semangat baru, sehingga menciptakan suasana baru diantara umat islam dengan harapan terdapat keberkahan didalamnya, memberikan perubahan serta pencerahan dalam setiap pribadi Muslim.

maka patutnya kita bersyukur selaku umat muslim Indonesia negeri dengan penuh dengan limpahan rahmat Alloh SWT, negeri yang subur gemah ripah loh jinawi, umat beragama diberikan keleluasaan dalam menjalankan kegiatan keagamaan dengan sebaik-baiknya, semoga saja hal ini terus berlanjut. Harapannya hari raya Idul Fitri 1445 Hijriyah menjadi sebuah momentum menghimpun nilai-nilai kebaikan ummat berkontribusi terhadap pembenahan kepribadian bangsa dan negara Indonesia, aamiin.

Wallohu'alam bi Showab

 Berikut Dokumentasi Kegiatan Penulis dan Keluarga (Istri, Anak, Adik, Ibu) :

  • Hari Raya Idul Fitri, Rabu, 10/4/2024


  • Ziarah Kubur Bapak, Eyang kakung Alm. Satrijo Prabowo,  Kamis, 11/4/2024.
  • Family Ghatering Keluarga Besar Tubagus Ishak, Jum'at, 12/4/2024.

  • Ziarah Kubur Eyang Uyut Alm. Tubagus Ishak serta Almh. Nyi Mas R. Hj. Heny binti R. M. A. Satjadiangga,  Sabtu, 13/4/2024, Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung.




 

 

 

Ilmu agama yang bermanfaat, anak sholeh yang selalu mendoakan ortunya dan sedekah jariyah adalah di antara amalan yang bermanfaat bagi mayit walaupun ia sudah di alam kubur. Simak sajian singkat berikut.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Faedah dari hadits di atas:

Pertama: Jika manusia itu mati, amalannya terputus. Dari sini menunjukkan bahwa seorang muslim hendaklah memperbanyak amalan sholeh sebelum ia meninggal dunia.

Kedua: Allah menjadikan hamba sebab sehingga setelah meninggal dunia sekali pun ia masih bisa mendapat pahala, inilah karunia Allah.

Ketiga: Amalan yang masih terus mengalir pahalanya walaupun setelah meninggal dunia, di antaranya:

a. Sedekah jariyah, seperti membangun masjid, menggali sumur, mencetak buku yang bermanfaat serta berbagai macam wakaf yang dimanfaatkan dalam ibadah.

b. Ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu syar’i (ilmu agama) yang ia ajarkan pada orang lain dan mereka terus amalkan, atau ia menulis buku agama yang bermanfaat dan terus dimanfaatkan setelah ia meninggal dunia.

c. Anak yang sholeh karena anak sholeh itu hasil dari kerja keras orang tuanya. Oleh karena itu, Islam amat mendorong seseorang untuk memperhatikan pendidikan anak-anak mereka dalam hal agama, sehingga nantinya anak tersebut tumbuh menjadi anak sholeh. Lalu anak tersebut menjadi sebab, yaitu ortunya masih mendapatkan pahala meskipun ortunya sudah meninggal dunia.



Sumber https://rumaysho.com/1663-terputusnya-amalan-kecuali-tiga-perkara.html

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gema Keteguhan Iman: Renungan dalam Menghadapi Problematika Hidup

Inspirasi dari Puisi Spiritualitas "Doa Dalam Diam" Oleh: Andrey Maulana, S.IP. Puisi: Doa Dalam Diam Keruwetan tersaji, sumber...